4

Ketika Mawar Menghitam

Posted by Unknown on 09.12 in ,
Share on :
rose

angin sepoi-sepoi mengibaskan rambutku, kala itu hanya senja yang menemaniku. memandangi barisan mawar merah yang tampak ceria, sangat bertolak belakang dengan keadaanku.

tetesan air yang menempel pada salah satu kelopaknya membuatku begumam, “ah, beruntung sekali kamu, masih ada yang memberimu kesejukan”

memang, 60 menit yang lalu rintik air menghujani mereka.

mataku terus memandangi mawar itu, seakan di dalam otakku dipaksa untuk memilah kenangan tentang apa yang kulakukan pada mawarku dulu.
berusaha melupakanpun sangat sulit rasanya, hatiku perih mengingatnya, aku sangat ingin meminta maaf, tapi apa daya. nasi lunak telah menjadi nasi aking yang tajam merunjam didalam dada.

“akan kutunggu kepulanganmu, meskipun 100 tahun lagi. mawar ini juga menantimu..”

ucapan itu selalu terngiang di telingaku. air mataku jatuh, aku ingin menjerit lalu menghunuskan pisau ke nadi.

rumah tua dan setangkai mawar itu seakan menjadi saksi bisu, bagaimana perjuangannya melawan, bertahan, dan bersandiwara bahwa dia mampu.

********

“ibu… maafkan aku, maafkan anakmu bu, maafkan tak bisa menemanimu merasakan sakitnya, maafkan anakmu yang tidak bisa memberimu kebahagiaan di akhir hidupmu, maafkan anakmu yang datang setelah mawar itu menghitam..”

mawar yang menghitam di genggaman ibu, seakan menukasku bahwa kehadiranku yang terlambat ini sangat sia-sia.

4 komentar:

  1. Padahal gue udah nebak, pasti kisah seorang cewek yg ditinggal sama cowok-pacar-gebetan-malinģ atau apalah itu.

    Ehh ternyata bukan. Keren endingnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah elu mah pacaran mulu wkwk

      thanks ya uda berkenan mampir :D

      Hapus

Copyright © 2009 Journey of Life All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.