4
Ketika Mawar Menghitam
angin sepoi-sepoi mengibaskan rambutku, kala itu hanya senja yang menemaniku. memandangi barisan mawar merah yang tampak ceria, sangat bertolak belakang dengan keadaanku.
tetesan air yang menempel pada salah satu kelopaknya membuatku begumam, “ah, beruntung sekali kamu, masih ada yang memberimu kesejukan”
memang, 60 menit yang lalu rintik air menghujani mereka.
mataku terus memandangi mawar itu, seakan di dalam otakku dipaksa untuk memilah kenangan tentang apa yang kulakukan pada mawarku dulu.
berusaha melupakanpun sangat sulit rasanya, hatiku perih mengingatnya, aku sangat ingin meminta maaf, tapi apa daya. nasi lunak telah menjadi nasi aking yang tajam merunjam didalam dada.
“akan kutunggu kepulanganmu, meskipun 100 tahun lagi. mawar ini juga menantimu..”
ucapan itu selalu terngiang di telingaku. air mataku jatuh, aku ingin menjerit lalu menghunuskan pisau ke nadi.
rumah tua dan setangkai mawar itu seakan menjadi saksi bisu, bagaimana perjuangannya melawan, bertahan, dan bersandiwara bahwa dia mampu.
********
mawar yang menghitam di genggaman ibu, seakan menukasku bahwa kehadiranku yang terlambat ini sangat sia-sia.
4 komentar:
Padahal gue udah nebak, pasti kisah seorang cewek yg ditinggal sama cowok-pacar-gebetan-malinģ atau apalah itu.
BalasHapusEhh ternyata bukan. Keren endingnya.
ah elu mah pacaran mulu wkwk
Hapusthanks ya uda berkenan mampir :D
follow donk blog gua hehehe
BalasHapusdone kak..
Hapus